Sumber foto: Dok. eLSoRYA “Mas, yang namanya Gus Durian tadi itu yang sebelah mana?” Tanya seorang teman yang mengikuti halal bihalal tiga hari silam. “Mereka, ya yang ada di dalam itu,” saya menjawab sambil menunjuk letak mereka duduk dan berdiri. “Dia itu orang mana sih Mas?” Tanya teman satunya lagi yang duduk di sampingnya. “Rumah mereka ya di mana-mana. Ada yang di kota sono, di desa situ dan ada juga di kampung sana.” Jawab saya sekenanya, karena saya tidak begitu nyantol dengan substansi pertanyaan dua teman itu tadi. Baru nyantol ketika salah satu dari mereka lebih spesifik menyampaikan penjelasan. “Itu lo yang sampeyan omongkan pas sambutan tadi. Katanya ada juga di sini Gus Durian. Kan kalau saya tahu orangnya, bisa saya ajak ngobrol. Kalau beliau punya pesantren, kan bisa saja anak saya, saya pondokkan ke Gus Durian tersebut. Saya juga pingin tahu beliau itu putranya kiai siapa.” “Oh, iya ya. Maafkan saya. Saya belum sempat menjelaskan ke sampeyan...
Hanya Ingin Membagi Perspektif