Langsung ke konten utama

Manusia Makhluk Terbaik: Tinjauan Sains dan Agama

Antara sains (ilmu pengetahuan) dan agama, memang terjadi diskursus yang beragam. Beberapa diantaranya: sains dan agama saling mendukung, sains dan agama saling berpisah, sains lebih unggul dari agama, dan agama lebih tinggi dari sains. Saya sendiri membenarkan ragam yang pertama bahwa sains dan agama adalah saling mendukung. Kecondongan ini berdasarkan penelitian dan bacaan yang saya lakukan dan kemudian menemukan banyak sekali fakta bahwa memang keduanya saling mendukung. Dalam arti, keduanya memegang kebenaran yang saling terkait.

Tetapi kecenderungan yang pertama tersebut jarang sekali diyakini banyak ilmuwan Barat. Mereka seperti tidak mengakui kebenaran agama, sehingga rata-rata mereka banyak yang tidak bertuhan. Sebenarnya itu tidak aneh, sebab memang sedikit dari mereka yang mau meneliti peristiwa yang terjadi di alam raya kemudian dicocokkan dengan firman Tuhan, terutama kitab al-Qur’an.

Tapi untungnya, masih banyak ilmuwan yang sudah melakukan penelitan kebalikannya, untuk mengkounter ketidaknetralan para ilmuwan Barat yang atheis tersebut. Dengan cara mencari realitas kecocokan antara firman Tuhan dan kejadian di alam raya.

Secara garis besar kecocokan antara kebenaran al-Qur’an dan kejadian di alam raya (sains) adalah al-Qur’an hanya mencantumkan sedikit tanda di dalam ayat-ayatnya, sedang sains-lah yang memperinci kejadian tersebut. Pertanyaannya, mengapa al-Qur’an tidak menjelaskan secara terperinci kejadian-kejadian alam raya tersebut sebagai kebenaran Tuhan? Penulis menganggap, justru ketika al-Qur’an menjelaskan keseluruhan yang terjadi secara terperinci, maka tidak ada guna lagi akal manusia. Lalu untuk apa Allah swt menancapkan akal di dalam diri manusia?

Oleh karena itu, al-Qur’an bagi kehidupan manusia benar-benar sebagai hManusia Makhluk Terbaik: Tinjauan Sains dan Agamaudan linnas, petunjuk bagi manusia. Yang mana berdasar petunjuk tersebut, kemudian manusia melakukan proses kehidupan yang sifatnya beragam realitas. Melalui al-Qur’an manusia mendapatkan petunjuk, melalui akalnya manusia menjelajah dan meneliti alam raya.

Salah satu fenomena al-Qur’an yang dibenarkan sains adalah manusia sebagai makhluk dengan wujud terbaik. Sebagaimana dalam Surat at-Tin ayat 4, “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Tentu saja untuk membuktikan “petunjuk” ini, manusia perlu menggunakan nalarnya. Sebab tidak akan ditemukan bukti-bukti yang terperinci dari ayat tersebut tanpa diadakan penelitian yang membedakan antara manusia dan makhluk hidup lainnya.

Dalam buku bestseller berjudul Sapiens: Sejarah Ringkas Umat Manusia dari Zaman Batu hingga Perkiraan Kepunahannya yang ditulis Yuval Noah Harari, banyak diuraikan betapa memang makhluk bernama manusia ini memiliki wujud yang terbaik. Sekalipun juga ada sisi kekurangannya, salah satunya manusia dikenal sebagai makhluk hidup yang sangat mendewakan mitos. Tetapi kekurangan yang menempel pada manusia kuantitasnya lebih sedikit dibanding keunggulan yang diperoleh manusia sebagai makhluk paling baik wujudnya.

Pertama, otak manusia. Sekitar 2,5 juta tahun yang lalu, otak manusia masa lampau sudah berukuran 600 sentimeter kubik. Sedang otak mamalia yang dikenal sebagai binatang yang cerdas, hanya seukuran 200 sentimeter kubik.

Semakin bertambah maju zaman, otak manusia mengalamai proses evolusi sedemikian rupa. Sehingga manusia moderen kini mengusung ukuran otak yang rata-rata 1200 sampai 1400 sentimeter kubik. Otak jumbo yang dimiliki manusia inilah yang membuatnya menjadi satu-satunya makhluk yang bisa membuat mobil, pesawat, senjata dan peralatan digital canggih yang setiap hari kita nikmati.

Kedua, kemampuan manusia bisa berjalan menggunakan dua kaki. Kemampuan tubuh yang bisa berdiri tegak ini membuat manusia sanggup menjelajah ke manapun tempat yang mereka inginkan, bahkan pada obyek tempat yang paling sulitpun.

Dengan hanya menggunakan kaki untuk berjalan, berlari dan menjelajah, membuat kedua tangan manusia bebas untuk berkreasi atau menciptakan banyak hal. Manusia bisa memegang sendok, melempar anak panah, memencet keypad hape, membuat gerabah, membuat kue, dan lain-lainnya.

Bandingkan dengan binatang lainnya, misalnya harimau dan serigala. Dari sisi kekuatan mungkin mereka lebih kuat dari manusia. Tetapi, karena kedua binatang itu tidak bisa berjalan atau berlari tanpa menggunakan dua tangannya, maka kreatifitasnya tidak akan bisa dimunculkan selain hanya berlari, menerkam dan mencacah daging korbannya. Ketika mereka dihadapkan dengan manusia, yang tanpa perlu berlari karena di tangannya tergenggam pistol, merekapun akan kalah, sebab saat berlari akan menerkam manusia dia sudah mati tertembus peluru yang ditembakkan tangan manusia.

Karena itulah dengan kedua tangan yang tidak mendapat beban untuk berjalan itulah, manusia mampu berkarya banyak hal. Kedua tangan banyak berkarya akan meningkatkan konsentrasi pada otak dan otot-otot motorik halus di telapak tangan dan jemari. Hasilnya manusia banyak mengkreasikan benda-benda rumit dibanding makhluk hidup lainnya. Sehingga pantaslah kita mengucapkan kalimat seperti dalam Surat al-Mu’minun ayat 14:

“Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.”

Dan ketiga, kelahiran bayi manusia. Memang jika dibanding binatang lainnya, kelahiran bayi manusia lebih berwujud prematur (tidak sempurna). Bayi kuda yang baru lahir, maka tanpa menunggu proses bertahun-tahun, bayi kuda itu dapat berjalan. Kemudian berlari dan bisa mencari makan. Bayi kambing yang baru lahir, mereka juga tidak butuh waktu lama untuk bisa berjalan dan mencari makan sendiri. Demikian pula dengan bayi-bayi ikan. Ketika mereka menetas dari telurnya, bayi ikan tersebut bisa langsung berenang mengikuti induknya atau mencari makan sendiri.

Berbeda dengan binatang, bayi manusia lahir dengan banyak sekali ketidaksempurnaan. Untuk berjalan saja, mereka butuh penguatan tulang hingga beberapa bulan. Untuk berbicara, itu juga dibutuhkan waktu beberapa tahun, barulah manusia bisa berbicara dengan sempurna. Demikian pula mencari makan sendiri, butuh proses pembelajaran dan penggemblengan manusia agar mampu mencari makan sendiri.

Tetapi dari proses yang panjang tersebut, di situlah sebenarnya memberikan kontribusi besar kepada manusia dalam hal kemampuan sosialnya. Kemampuan bersosial tersebutlah yang membuat tatanan kehidupan manusia hingga detik ini berperadaban maju dan tertata dengan baik. Manusia seperti itu, sebab ketika mereka dilanda problem, mereka bisa menggunakan mekanisme bermusyawarah yang identik pada diri manusia. Mereka bisa bermusyawarah karena mereka sudah saling kenal mengenal. Dan hal ini tidak akan bisa dimiliki binatang lainnya.  Sebagaimana firman Allah swt Surat al-Hujurat ayat 13:

“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Kemampuan menyelesaikan problem sosial ini diperoleh manusia karena mulai dia lahir, proses pendidikannya tidak hanya dari ibunya, tapi juga mendapat gemblengan dari lingkungannya. Untuk membesarkan dan menjadikan satu manusia pandai saja, sejak kecil seluruh anggota keluarga dan boleh jadi para tetangga, turut serta dalam proses itu. Dan perkembangan yang luar biasa ini, dalam catatan sains modern, tidak akan pernah digapai oleh makhluk hidup lainnya.

Karena itulah tidak mengherankan, manusia moderen kini telah berpuncak di pucuk piramida kehidupan makhluk yang ada di bumi ini. Manusia menguasai alam, binatang dan teknologi yang semakin berkembang. Berbeda dengan dulu, sekitar 2,5 juta tahun yang lalu, manusia tak lebih hanya makhluk kecil yang dikejar-kejar oleh binatang buas untuk dimakan. Yang hidupnya selalu dirundung ketakutan.

Respon yang patut kita lakukan setelah mengetahui bahwa memang manusia paling sempurna wujudnya dibanding makhluk hidup lainnya, baik dari sisi agama dan sains, adalah memunculkan kesadaran kehambaannya. Sebab sesempurna apapun wujud manusia, toh dia hanya ciptaan dari Yang Maha Pencipta, Allah swt. Manusia hanya sempurna dibanding makhluk lainnya, sedangkah Allah swt, Dialah Dzat yang paling memiliki kesempurnaan yang sejati, sebab Dialah yang akan kekal selamanya.

Surat ar-Rahman ayat 25-27 Allah swt menyebutkan, “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan”. Wallahu a’lam bisshawab

01102018
       

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ekspresi Agama dan Budaya: Duet KH. Imam Hambali dan Abah Topan

Lega dan bersyukur. Itulah dua perasaan yang mengumpul di benak saya. Pasca usainya pergelaran pengajian umum di kampung saya pada tanggal 26 Oktober yang lalu. Sebuah kegiatan keagamaan yang berskala besar yang rutin dilaksanakan setiap tahun. Tahun ini memang agak spesial. Tidak seperti biasanya panitia kampung mendatangkan seorang penceramah, di perhelatan tahun ini yang didatangkan duet antara penceramah dan pelawak; KH. Imam Hambali dan Abah Topan. Bisa dibayangkan bagaimana riuh dan ramainya para warga yang menghadiri pengajian tersebut. Dan seperti sudah diduga sebelumnya, para warga yang hadirpun membeludak. Jumlahnya berkisar seribu orang lebih. Mereka tidak saja warga lokal, tetapi banyak pula yang berasal dari tetangga desa. Mereka nampak khusyuk menyimak ceramah agama yang disampaikan KH. Imam Hambali, dan lawakan mengocok perut dari tingkah pola dan guyonan Abah Topan. Jumlah penyimak pengajian yang membeludak tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, pasti ada penyeb...

Masjid itu Pusat Madrasah Bagi Anak-anak Kita

Kemarin hari Jum’at. Tak terasa. Baru seminggu yang lalu menemui hari Jum’at, eh kemarin dia sudah muncul lagi. Tapi memang dasar, hari Jum’at itu siklus mingguan yang bisa kita lalaikan untuk sementara. Namun mendadak sanggup memaksa kita untuk mengingatnya kembali. Di pesantren-pesantren biasanya diadakan kerja bakti secara bersama-sama (ro’an). Warga desa juga sama, terbiasa jum’at bersih. Di kantor-kantor, hari Jum’at itu hari menyehatkan. Para penghuni kantor biasa bersenam pagi. Keluar keringat itu sehat. Aku lihat kemarin, ada juga yang punya ritual seperti itu, di tempat lain yang berbeda, di bangunan-bangunan nan besar bernama masjid. Mereka itu para lelaki setengah baya. Jumlahnya, ya, lima orang lah. Mereka ada yang berdiri. Ada yang ngelempoh. Mereka mengepel lantai. Menguras kamar mandi dan membersihkan tempat wudlu. Mereka mengecek microfon dan sound system, mempersiapkan pelaksanaan acara besar. Oh ya, kemarin kan hari Jum’at. Hari di mana ketika matahari mulai ...

MENGATASI LEMAH INGATAN

Lemah ingatan terjadi bukan tanpa kemauan dari dirinya sendiri. Seseorang yang ingat banyak hal menegaskan dengan sendirinya mampu menguasai dirinya. Sebaliknya, orang yang sering lupa seperti mengumumkan jika dirinya telah kalah. Kemenangan pikiran lebih bermakna bahwa selama yang terjadi sudah dimasukkan ke dalam memori otak. Kemudian memori itu dipelihara dengan baik, diselimuti pagar, yang tidak banyk lubang menganga di atasnya. Semua telah tertututi dengan rapi. Jangan heran, banyak dari orang yang masih mengingat banyak hal, akan gampang menyembunyikan rahasia orang lain. Lebih-lebih rahasia aib orang lain. Ada komitmen moral yang ia pegang teguh, sekalipun tidak ia sampaikan. Jadi, orang yang selalu ingat adalah orang yang mampu menyembunyikan aib sesamanya....