Langsung ke konten utama

Derajat Tinggi Sayyidina Umar dan Munkar-Nakir yang Takut Padanya

Ada banyak makhluk hidup yang diciptakan Allah Swt di muka bumi. Menurut pemahaman kita selama ini, hanya ada tiga jenis makhluk hidup berdasarkan bahan dasarnya. Pertama, yang berbahan dasar cahaya, ialah malaikat. Kedua, yang berbahan dasar api, ialah jin, setan dan iblis. Dan ketiga, yang berbahan dasar tanah, ialah binatang, tumbuhan dan manusia.

Yang selama ini kita yakini, makhluk yang paling tinggi derajatnya adalah malaikat. Alasannya, malaikatlah makhluk yang paling taat kepada Allah Swt. Ketaatannya seratus persen, bahkan bisa melebihi itu. Allah Swt menyuruh seorang malaikat untuk berjalan, maka malaikat itupun akan berjalan tanpa henti, sebelum Allah sendiri yang menghentikan. Diperintahkan bersujud, rukuk, dll, merekapun taat melaksanakan titah itu tanpa protes dan tanpa menyetop tugas-tugasnya itu.

Tetapi pemahaman tersebut sebenarnya bisa benar dan bisa salah. Tergantung pada diri pribadi makhluk selain malaikat itu. Taruhlah dua makhluk lainnya, setan dan manusia, iman dan Islamnya rendah di hadapan Allah, maka jelas derajat mereka kalah telak dibanding malaikat. Dalam contoh ini, iblis dan setanlah yang sudah diganjar kontrak oleh Allah swt menjadi makhluk yang lebih rendah dibanding malaikat, sebab sudah berani menentang Allah.

Sedang manusia? Nah, inilah betapa Allah Swt telah menganugerahkan kepada manusia peluang untuk memperoleh derajat tinggi di mata Allah, melebihi makhluk lainnya. Caranya, tentu saja derajat iman dan Islamnya harus luar biasa. Ketauhidannya sangat terjaga. Akhlak mulia selalu dilakukannya. Bersosial dengan begitu indahnya. Dan segenap prestasi-prestasi lainnya di mata Allah Swt.

Salah satu contoh bahwa derajat manusia bisa saja lebih tinggi dari malaikat, dapat dicermati pada kisah Sayyidina Umar bin Khattab r.a. Seorang sahabat dan sekaligus mertua Nabi Muhammad Saw, yang sudah dikenal tegas dan cerdas. Bahkan ketegasan itulah yang menginspirasi Nabi Saw untuk mau berdakwah dengan terang-terangan.

Tentang dakwah terang-terangan, argumentasi yang dipakai Sayyidina Umar sederhana tapi sangat logis. Menurut beliau, kalau kemaksiatan, kejahatan, kekufuran orang-orang kafir Quraisy saat itu bebas dilakukan dengan terang-terangan, maka dakwah Islamiah pun harus pula dilakukan dengan terang-terangan pula. Perhitungannya, dakwah Nabi Saw yang selama ini dilakukan dengan sembunyi-sembunyi sebenarnya bukanlah lawan yang sepadan dengan kemaksiatan dan kekufuran di zaman itu yang dilakukan dengan terang-terangan. Sederhananya, yang terang-terangan harus diimbangi dengan yang terang-terangan pula. Vis a vis.

Pasca peristiwa itulah, Nabi Saw kemudian berdakwah dengan terang-terangan. Islam pun tersebar ke mana-mana. Melewati pergantian zaman yang berbagai rupa. Menyeberangi lautan. Meluas hingga ke benua-benua yang selama itu tidak diketahui. Hingga sampai sekarang, dimana umat Islam di dunia sudah mencapai populasi sekira 1,8 milyar dari 7,3 milyar manusia yang hidup di muka bumi ini. Jumlah populasi umat Islam yang sangat besar itu, patutlah disadari, diawali dari jasa Sayyidina Umar bin Khattab yang memotivasi Nabi Saw agar sudi berdakwah secara terang-terangan.

Luar biasa. Benar-benar Sayyidina Umar adalah sosok penting bagi peradaban Islam. Tak pelak, beliaupun dikagumi banyak orang lintas generasi. Disamping karena keberaniannya, juga didasari kecerdasannya dalam menyelesaikan masalah. Bahkan untuk yang satu ini, beliau dikenal sebagai sahabat Nabi yang ahli dalam berijtihad. Silakan baca buku tentang biografi beliau, yang sangat kaya dengan karya ijtihadnya.

Ada sebuah cerita menarik yang disampaikan Gus Baha’ saat pengajian Tafsir Jalalain yang diampunya. Cerita tentang keberanian dan ketegasan Sayyidina Umar yang memang saat itu sudah dikenal sebagai jawara Mekkah.

Suatu ketika Sayyidina Ali berdialog dengan beberapa sahabat lainnya. Dalam obrolan itu beberapa sahabat menanyakan kepada Sayyidina Ali, kira-kira – karena Sayyidina Umar telah wafat – apakah keberanian dan ketegasan Sayyidina Umar di dunia selama hidupnya akan terjadi pula ketika beliau di alam barzakh dan akhirat? Sepertinya mereka sangat ingin tahu bagaimana Sayyidina Umar ketika sudah beralih ke alam barzakh.

Tidak disangka, beberapa hari kemudian, Allah Swt membuka kasyaf  pada diri Sayyidina Ali. Kasyaf itu terbuka ketika Sayyidina Ali bermimpi di dalam tidurnya, mengetahui bagaimana kondisi Sayyidina Umar di alam kubur. Dan ternyata, persangkaan para sahabat tadi benar-benar terjadi.

Dalam penglihatan Sayyidina Ali ketika Sayyidina Umar baru saja dimakamkan, beliau didatangi malaikat penanya dalam kubur. Siapa lagi kalau bukan Munkar dan Nakir. Dua malaikat itu mendatangi Sayyidina Umar dengan wajah yang sangar. Matanya merah membara dan raut mukanya bengis, ingin segera menginterogasi jenazah yang baru dimakamkan.

Apa yang terjadi? Ketika dua malaikat dengan muka sangar itu hendak memulai berbicara, sudah langsung dibentak Sayyidina Umar.

“Hai, untuk apa kalian mendatangi aku dengan muka sangar seperti itu? Apakah kalian tidak tahu bahwa yang kalian datangi ini adalah orang yang sangat mencintai Allahnya dan menyayangi Nabinya?”

Kontan, setelah mendengar kalimat-kalimat tegas dari Sayyidina Umar, kedua malaikat itu pun tidak berani meneruskan tugasnya. Kemudian keduanya melapor di hadapan Allah, gerangan siapakah pria tegas tadi. Barulah mereka paham setelah dijelaskan oleh Allah, bahwa pria tersebut adalah Sayyidina Umar. Seseorang yang berjiwa tegas, sekaligus berhati sangat lemah lembut. Apalagi ketika membaca untaian kalamullah di dalam al-Qur’an. Wallahu a’lam 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ekspresi Agama dan Budaya: Duet KH. Imam Hambali dan Abah Topan

Lega dan bersyukur. Itulah dua perasaan yang mengumpul di benak saya. Pasca usainya pergelaran pengajian umum di kampung saya pada tanggal 26 Oktober yang lalu. Sebuah kegiatan keagamaan yang berskala besar yang rutin dilaksanakan setiap tahun. Tahun ini memang agak spesial. Tidak seperti biasanya panitia kampung mendatangkan seorang penceramah, di perhelatan tahun ini yang didatangkan duet antara penceramah dan pelawak; KH. Imam Hambali dan Abah Topan. Bisa dibayangkan bagaimana riuh dan ramainya para warga yang menghadiri pengajian tersebut. Dan seperti sudah diduga sebelumnya, para warga yang hadirpun membeludak. Jumlahnya berkisar seribu orang lebih. Mereka tidak saja warga lokal, tetapi banyak pula yang berasal dari tetangga desa. Mereka nampak khusyuk menyimak ceramah agama yang disampaikan KH. Imam Hambali, dan lawakan mengocok perut dari tingkah pola dan guyonan Abah Topan. Jumlah penyimak pengajian yang membeludak tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, pasti ada penyeb...

Masjid itu Pusat Madrasah Bagi Anak-anak Kita

Kemarin hari Jum’at. Tak terasa. Baru seminggu yang lalu menemui hari Jum’at, eh kemarin dia sudah muncul lagi. Tapi memang dasar, hari Jum’at itu siklus mingguan yang bisa kita lalaikan untuk sementara. Namun mendadak sanggup memaksa kita untuk mengingatnya kembali. Di pesantren-pesantren biasanya diadakan kerja bakti secara bersama-sama (ro’an). Warga desa juga sama, terbiasa jum’at bersih. Di kantor-kantor, hari Jum’at itu hari menyehatkan. Para penghuni kantor biasa bersenam pagi. Keluar keringat itu sehat. Aku lihat kemarin, ada juga yang punya ritual seperti itu, di tempat lain yang berbeda, di bangunan-bangunan nan besar bernama masjid. Mereka itu para lelaki setengah baya. Jumlahnya, ya, lima orang lah. Mereka ada yang berdiri. Ada yang ngelempoh. Mereka mengepel lantai. Menguras kamar mandi dan membersihkan tempat wudlu. Mereka mengecek microfon dan sound system, mempersiapkan pelaksanaan acara besar. Oh ya, kemarin kan hari Jum’at. Hari di mana ketika matahari mulai ...

MENGATASI LEMAH INGATAN

Lemah ingatan terjadi bukan tanpa kemauan dari dirinya sendiri. Seseorang yang ingat banyak hal menegaskan dengan sendirinya mampu menguasai dirinya. Sebaliknya, orang yang sering lupa seperti mengumumkan jika dirinya telah kalah. Kemenangan pikiran lebih bermakna bahwa selama yang terjadi sudah dimasukkan ke dalam memori otak. Kemudian memori itu dipelihara dengan baik, diselimuti pagar, yang tidak banyk lubang menganga di atasnya. Semua telah tertututi dengan rapi. Jangan heran, banyak dari orang yang masih mengingat banyak hal, akan gampang menyembunyikan rahasia orang lain. Lebih-lebih rahasia aib orang lain. Ada komitmen moral yang ia pegang teguh, sekalipun tidak ia sampaikan. Jadi, orang yang selalu ingat adalah orang yang mampu menyembunyikan aib sesamanya....