Ngeri. Begitulah kesan pertama saya ketika mengetahui Kim
Jong-un menyuruh tukang pijit tombol nuklirnya untuk segera meluncurkan bom
pembunuh massal itu. Walaupun judulnya sekedar uji coba, tapi ini lain. Ini
nuklir, bung.
Jika memang uji coba itu berhasil, masalah bisa
diminimalisir. Tetapi ketika ternyata uji coba itu gagal, maka banyak
kemungkinan yang akan terjadi. Misalnya, nuklir Korut yang diberi nama
Hwasong-14 akhirnya jatuh ke daerahnya sendiri. Alias mereka sendiri yang jadi
korbannya. Kalau ini yang terjadi, paling-paling yang akan mengadakan
tasyakuran hanya Trump saja.
Itu dari sisi uji cobanya. Nah, kita semua pasti paham bahwa
uji coba itu nama lain dari latihan. Latihan sendiri adalah tahap persiapan
sebelum praktik. Artinya, uji coba nuklir itu latihan meluncurkan nuklir menuju
daerah yang dibidik, setepat-tepatnya. Jika latihan itu sudah dianggap sukses,
praktikum di lapangan adalah tahap selanjutnya, mau diarahkan ke mana nuklir
itu. Maka perang nuklir pun sepertinya sudah dekat di pelupuk mata.
Andaikan, sekali lagi ini berandai-andai, dalam perang itu
ternyata Korut gagal total meluncurkan nuklirnya menuju daerah yang dibidik, konon
Kim Jong-un sangat ngebet ngebom teritorial Amerika Serikat. Setelah dicari, ternyata
nuklir Korut jatuhnya di Jepang!! Bamm. Hancurlah beberapa tempat di Jepang akibat
usilnya Kim Jong Un itu. Sakit hati orang Jepang. Tak mungkin mereka memaafkan.
Sudah dua kali negara mereka dijatuhi nuklir. Sedihlah Miyabi. Doraemon juga.
Setelah itu Jepang menghubungi kanca-kanca terdekatnya.
Tentu saja ada Amerika Serikat di situ, pula beberapa negara di Eropa. Jepang
merangkul Amerika Serikat sambil nangis minta tolong. Di pundak Trump harapan
itu digelayutkan. Mereka pasti murka jika adiknya dijahili. Ditolonglah ia oleh
Amerika Serikat. Nyawa harus dibayar nyawa. Nuklir dibalas nuklir. Hancur
dibalas hancur.
Tak dinyana, ternyata beberapa hari kemudian Amerika Serikat
pun menurunkan bala tentaranya menuju Korut. Puluhan kapal induk disuruh
melaut, membawa serta persenjataan lengkap, mengepung teritori Korut yang cuma seupil.
Ganasnya, mereka sudah siap-siap pula menekan tombol, nuklir akan diluncurkan.
Sekalipun nanti bakalan nyampai atau tidak ke tanah Korut, ini yang belum dapat
diprediksi.
Menyebarang Samudera Pasifik itu butuh ketahanan yang sangat
kuat. Kalau sekedar seratus atau dua ratus kilo meter bolehlah Amerika Serikat
membusung dada. Tapi kalau urusannya 11035 kilo meter lebih, kegagalan akan
mungkin menunggunya. Apalagi sama sekali tidak ada berita kapan terakhir kali
militer Amrik berhasil menguji coba nuklirnya!
Tahu nggak kira-kira kemana jatuhnya nuklir Amerika Serikat?
Boleh jadi nyasar jatuh di wilayah Rusia. Wah gawat, Amerika Serikat harus
siap-siap menghadapi negeri dengan kedigdayaan militernya itu. Otaknya Lenin
dan bringasnya Stalin akan siap-siap dihidupkan lagi. Bahkan Rusia tak akan
sendiri, sebab ia akan membawa serta kanca-kancanya, salah satunya China dan Iran.
Seandainya ini yang terjadi, tidak bisa tidak, China akan
mendesak negeri-negeri di Asia agar mendukungnya. Karena menurut mereka
rata-rata negara-negara di Asia masih berkiblat kepada Amerika Serikat dan
Eropa, sekalipun malu-malu mengakui.
Tak pelak Jepang akan benar-benar diujung perang. Boleh jadi
sejarah penjajahan Jepang di China akan dimunculkan lagi oleh pemerintah China,
dengan gambar kekejaman dan diskriminasi ketakutannya. Berdatanganlah tentara
China ke Jepang yang sebelumnya sudah hancur akibat “ditelepoki” nuklir Korut. Mereka
membalas duka warga negerinya yang dulu sangat sengsara, terutama keluarga Ip
Man. Dan itu akan jadi kiamat kubra episode ke tiga bagi Jepang.
Bagaimana dengan Korea Selatan? Ingat negeri ini dulu bersaudara
dengan Korea Utara. Korsel sebagai kakak, Korut sebagai adik. Semenjak rebutan
pacar di jaman dahulu, pecahlah keduanya. Mereka membangun rumah
sendiri-sendiri, dan memasang pagar tinggi-tinggi. Persaudaraan tinggal
kenangan. Yang terjadi sekarang mereka saling mengece dan berhadap-hadapan. Yang
menjadi pertanyaan penting, siapakah orang tua kandung kedua anak ini?
Tentu saja Korut eneg dengan yang terjadi itu semua. Sudah nggak
seduluran, eh mendukung musuh utama juga. Tapi kok aneh juga si Korut, tidak
lagi bersaudara, ngapain pakai sakit hati segala!?
Seperti kita ketahui sesuai mazhab berita tivi, selalu dan
selalu, ketika tentara Korsel dan Amrik melakukan latihan militer gabungan,
maka Korut akan mengasah pisau. Dan kali ini asah pisau itu beranama uji coba
nuklir. Eh tapi kadang kala Korut pernah pula mengawali menyulut kompor. Korsel
pun kepanasan, kemudian menyulut obor bareng Amrik. Pertanyaan penting lainnya,
mungkinkah itu dijadwal?
Pertanyaan lainnya dan ini tergolong serius: mungkinkah Korut
akan menuklir Korsel, saudara tuanya yang tidak di-wawoh-nya itu? Bisa
saja. Lha wong namanya eneg bin mangkel bin emosi tingkat iblis, akan mungkin
terjadi nuklir Korut berganti haluan ke Korsel. Kan dekat sekali jaraknya. Mudah
dan cepat.
Tapi hal tersebut justru memunculkan pertanyaan lanjutan yang
agak menakutkan bagi kita: Anda tahu Korsel itu di sebelah mananya Korut?
Betul, ia ada di bagian selatannya Korut. Anda tahu negara apa saja yang ada di
selatannya lagi? Catat, ada Thailand, Laos, Vietnam, Malaysia, Kamboja, Philipina,
dan tidak ketinggalan Indonesia.
Sekarang diandaikan lagi, ternyata ketika betul nuklir Korut
diluncurkan dan diarahkan ke Korsel, tetapi gagal maning gagal maning, maka kegagalannya
ini memunculkan seribu kemungkinan, salah satunya bisa jadi nuklir meluncur
dengan kecepatan tanpa terkontrol. Ibarat mobil kontainer yang meluncur dengan
kecepatan penuh dan nahas, remnya blong. Maka akan ditabraklah seluruh benda
yang ada di depannya! Begitu pula dengan Hwasong Korut itu. Meluncur terlalu
kencang, tidak ada yang mengerem, akhirnya jatuh entah di mana, pokoknya di
negara-negara yang ada di sebelah selatannya Korsel! Bamm... Salah satunya
negeri kita ini.
Naudzu billah. Oleh karenanya para facebooker yang
dimulyakan Allah, siap-siaplah akan terjadinya kemungkinan tersebut. Segeralah
berbuat baik menjelang senjakala kehidupan kita. Segeralah bayar hutang di
warung kopi langganan Anda kalau memang punya hutang. Yang korupsi tapi belum
ketahuan, segera saja mengaku. Yang benci dan muak dengan lawan politiknya,
segera saja rangkul. Yang belum rukun, hayo sekarang rukunlah. Eman. Masa mati kita
meninggalkan jejak ketidak-wawoh-an terhadap saudara sendiri?
Yang pingin umrah, segeralah berangkat. Yang punya saudara
di luar negeri dan masih ada kamar kosong, segeralah menginap di sana. Dan bagi
yang tidak punya apa-apa, alias tidak bisa ke mana-mana, jangan nekad dengan
membuat lubang pengungsian (bungker) di dalam tanah. Percuma saja alias muspra.
Sebab bom nuklir itu daya ledaknya ke dalam dan ke samping, semuanya kena. Bom nuklir
itu fasadan lil alamin, rusaknya bagi seluruh alam.
Paling arif dan bijak, segera saja bertobat. Dan
baik-baiklah dengan Kim Jong-un. Salim.

Komentar
Posting Komentar
Silahkan berkomentar hanya dengan keseriusan hati dan fikiran Anda