Langsung ke konten utama

Maut Tidak Semerdu Musik Dangdut

Setiap menghadapi kemacetan di tengah jalan, selalu memasang sikap waspada adalah kunci utama. Seperti yang aku alami sore tadi. Ruteku pulang dari Surabaya mulai Medaeng sampai jembatan layang Trosobo macet. Padahal tidak ada penyebab yang nyata. Akupun memasang kewaspadaan dari seluruh arah, depan belakang samping kanan dan kiri, barangkali ada kendaraan yang nyelonong menyalahi aturan.
Jadilah jalan raya jalur ke barat arah ke Mojokerto disesaki mobil-mobil besar. Seperti biasanya, diantara para mobil besar itu, bus umumlah yang paling merajai. Sesaat ada di sisi kanan, tiba-tiba sesaat kemudian ngebut menuju sisi kiri, menurunkan atau menaikkan penumpang. Bagi pengendara motor, saat bus ada di sisi kiri jalan raya, disitulah saatnya sikap sabar dipasang.
Tapi memang sabar adalah satu-satunya alternatif, tidak ada lainnya. Sekarang coba dipikir kalau tidak sabar, apa mau kita berhadapan dengan sopir bus yang ugal-ugalan. Apa tidak dipikir ulang motor yang kecil berhadapan dengan body bus yang super jumbo yang selalu mengangkangi jalan. Maka oleh karena itulah, tiada pilihan lain bagi pengendara motor selain sabar dan tenang.
Untunglah di momen tadi sore, usaha sabar dan tenangku menemui satu kejadian yang menarik. Minimal menurutku sendiri. Dan memang aku selalu mencari momen-momen tertentu yang bisa membuat senyum merekah, untuk menghilangkan stres di tengah jalan yang kerap terjadi. Kalau tidak seperti itu pasti yang terjadi kebalikannya, ingin selalu emosi.
Momen menarik tersebut tiada lain tulisan di pantat mobil yang beberapa bulan lalu juga pernah aku ulas. Biasanya tulisan yang semirip quote ala sopir itu adanya di pantat truk. Tetapi yang tadi itu beda, quote yang berbunyi “Maut Tidak Semerdu Musik Dangdut” itu tertulis di pantat mobil box! Padahal ketika aku lihat, pantat mobil box itu bersih, sehingga tulisan yang berbahan cat warna merah itupun begitu nampak terlihat.
Akupun langsung tersenyum. Berpikiran yang aneh-aneh. Pertama, apakah quote di pantat mobil box ini adalah satu-satunya. Sebab selama ini yang punya tradisi mencurahkan pikiran nakalnya hanyalah para sopir truk. Atau apakah memang si sopir mobil box tadi dulunya sopir truk. Sehingga quote berwarna merah itu sekedar pelepasan hasrat kreatifnya.
Kedua, kalau kalimat tersebut ditafsir secara apa adanya, alias tafsir tekstualis, jelas maknanya mudah ditangkap. Anda juga pasti gampang mengartikannya. Sebab yang dinamakan maut, mati, binasa, atau wafat itu memang bukanlah kemerduan. Mati itu sedih, duka, berpisah dan meninggalkan dunia yang nikmat, tidak ada kemerduan dan kesyahduan di dalamnya. Dibanding musik dangdut, ya kira-kira kalau dinyanyikan Via Vallen atau Nella Kharisma, tentu syahdu dan merdunya dengan mudah mengalahkan kematian. Bahkan mengalahkan segalanya. Sekelas Upin Ipin yang makhluk kartun saja tidak bisa menolak untuk bergoyang saat distel lagu “Jaran Goyang” ciptaan NDX AKA. Tak percaya, nontonlah youtube.
Tapi persoalan tafsir ini memang tidaklah kaku. Anda bisa menafsirkan sebebas-bebasnya. Hanya saja pesan yang dikandung melalui upaya tadabbur dari quote aneh itu, pastilah berisi pesan agar siapapun yang sedang di jalan raya harus berhati-hati. Demi menghindarkan maut. Karena, dari pada mati, tentu lebih enak hidup. Kemerduan musik dangdut hanya bisa dinikmati oleh para manusia-manusia yang masih diberi napas kehidupan oleh Tuhan. Sedang yang mati, kalau tidak diberi nikmat di alam kuburnya, pasti ia sedang digebuki malaikat.
Dan ketiga, ini renungan pribadiku sendiri. Adanya quote di mobil box, padahal selama ini adanya cuma di pantat truk, menandakan ada kemajuan menulis quote melanda para sopir. Quote jalanan tidak lagi milik sopir truk dan bus. Kini sopir mobil box pun paham bahwa pantat kendaraannya adalah kanvas suci yang mubadir untuk dibiarkan saja.
Akupun bertanya, kenapa para pemilik Alphard, Vellfire, Innova, Pajero, Fortuner dan mobil-mobil wah lainnya, belum ada yang sekreatif sopir truk, bus dan box? Padahal itu mobil milik sendiri. Mereka yang bayar sendiri. Mengapa pantat mobil mewahnya dibiarkan nganggur? Yang kreatif dong.
Oleh karenanya aku sangat salut ketika di waktu yang akan datang, aku berhasil menemui, misalnya mobil Pajero yang di pantatnya tertulis quote-quote nakal dan aneh. Yang terbuat dari cat dengan tulisan ala sopir truk. Itulah eksistensi diri berupa kebebasan berekspresi, sekalipun mengotori mobilnya sendiri...hehehe.
Kalau kemudian ada yang bertanya, kenapa bisanya cerita doang tentang quote di pantat mobil tapi tidak pernah menunjukkan fotonya? Aku jawab dengan enteng: bahwa aku tidak memotret pantat mobil tersebut sebab aku sadar “Maut Tidak Semerdu Musik Dangdut”.
Ituh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ekspresi Agama dan Budaya: Duet KH. Imam Hambali dan Abah Topan

Lega dan bersyukur. Itulah dua perasaan yang mengumpul di benak saya. Pasca usainya pergelaran pengajian umum di kampung saya pada tanggal 26 Oktober yang lalu. Sebuah kegiatan keagamaan yang berskala besar yang rutin dilaksanakan setiap tahun. Tahun ini memang agak spesial. Tidak seperti biasanya panitia kampung mendatangkan seorang penceramah, di perhelatan tahun ini yang didatangkan duet antara penceramah dan pelawak; KH. Imam Hambali dan Abah Topan. Bisa dibayangkan bagaimana riuh dan ramainya para warga yang menghadiri pengajian tersebut. Dan seperti sudah diduga sebelumnya, para warga yang hadirpun membeludak. Jumlahnya berkisar seribu orang lebih. Mereka tidak saja warga lokal, tetapi banyak pula yang berasal dari tetangga desa. Mereka nampak khusyuk menyimak ceramah agama yang disampaikan KH. Imam Hambali, dan lawakan mengocok perut dari tingkah pola dan guyonan Abah Topan. Jumlah penyimak pengajian yang membeludak tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, pasti ada penyeb...

Masjid itu Pusat Madrasah Bagi Anak-anak Kita

Kemarin hari Jum’at. Tak terasa. Baru seminggu yang lalu menemui hari Jum’at, eh kemarin dia sudah muncul lagi. Tapi memang dasar, hari Jum’at itu siklus mingguan yang bisa kita lalaikan untuk sementara. Namun mendadak sanggup memaksa kita untuk mengingatnya kembali. Di pesantren-pesantren biasanya diadakan kerja bakti secara bersama-sama (ro’an). Warga desa juga sama, terbiasa jum’at bersih. Di kantor-kantor, hari Jum’at itu hari menyehatkan. Para penghuni kantor biasa bersenam pagi. Keluar keringat itu sehat. Aku lihat kemarin, ada juga yang punya ritual seperti itu, di tempat lain yang berbeda, di bangunan-bangunan nan besar bernama masjid. Mereka itu para lelaki setengah baya. Jumlahnya, ya, lima orang lah. Mereka ada yang berdiri. Ada yang ngelempoh. Mereka mengepel lantai. Menguras kamar mandi dan membersihkan tempat wudlu. Mereka mengecek microfon dan sound system, mempersiapkan pelaksanaan acara besar. Oh ya, kemarin kan hari Jum’at. Hari di mana ketika matahari mulai ...

MENGATASI LEMAH INGATAN

Lemah ingatan terjadi bukan tanpa kemauan dari dirinya sendiri. Seseorang yang ingat banyak hal menegaskan dengan sendirinya mampu menguasai dirinya. Sebaliknya, orang yang sering lupa seperti mengumumkan jika dirinya telah kalah. Kemenangan pikiran lebih bermakna bahwa selama yang terjadi sudah dimasukkan ke dalam memori otak. Kemudian memori itu dipelihara dengan baik, diselimuti pagar, yang tidak banyk lubang menganga di atasnya. Semua telah tertututi dengan rapi. Jangan heran, banyak dari orang yang masih mengingat banyak hal, akan gampang menyembunyikan rahasia orang lain. Lebih-lebih rahasia aib orang lain. Ada komitmen moral yang ia pegang teguh, sekalipun tidak ia sampaikan. Jadi, orang yang selalu ingat adalah orang yang mampu menyembunyikan aib sesamanya....