Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2017

KH. Diabetes, Lc

Manusia itu khalifahnya Tuhan yang ditugaskan ngeramut  dan ngerumat  apa saja yang ada di bumi. Semuanya, mulai dari kerak bumi yang paling dasar, sampai pada lapisan atmosfer terluar yang membuat bumi ini nyaman. Tugas itu di-SK-kan Tuhan dalam firman-Nya. Yang menandakan bahwa Tuhan itu sangat serius memandatkan tugas-tugasnya kepada manusia. Sebagai khalifah, maka manusia itu wakil. Namanya wakil, tentu mandat itu luar biasa besarnya. Orang boleh mengira jika wakil itu tak berdaya, tidak berguna, tertutupi pesona ketua atau kepala yang berdiri sejajar dengan si wakil. Orang boleh merasa ngenes saat wakil tak diberikan job apapun oleh Bupati atau Gubernur atau Presiden, sekalipun. Tapi lain untuk wakil Tuhan. Sang wakil itu dimandati sepenuhnya. Wakil Tuhan di bumi artinya semua perihal menanam apapun yang ada di kulit bumi, menyiram, memupuk, menikmati, kemudian menanam lagi, seterusnya seperti itu, semuanya diserahkan kepada manusia. Apakah pernah Tuhan memberikan saran ten

Kyai Uban

Tidak terasa usia jalan 35 tahun. Ada yang bilang masih muda. Dikatakan tua kalau nanti sudah masuk tahun ke 50. Aku sama sekali tidak sepakat. Terutama setelah melihat kondisi rambut yang tiap hari nampak berganti suasana. Cermin di lemari rumah atau kaca spion motor Supraku, keduanya jujur membisiki, “Hai men, itu lihat. Sudah ada banyak uban di kepalamu.” Jelaslah sudah, bagiku dengan munculnya uban berkeliaran di kepala, aku harus jujur bilang, kini sudah tua. Usia belum 40 tahun, namun para uban yang tumbuh setiap hari, membuatku harus menjadi tua, dalam beberapa hal. Dan menjadi tetap muda dalam beberapa hal pula. Misal, tua dalam melihat diri dan menilai diri. Inilah saat yang tepat buat diri untuk sigap melihat perkembangan diri. Terutama hitungan-hitungan prestasi dan perilaku-perilaku pongah. Saatnya melakukan penimbangan antara dua raport kehidupan itu. Banyakan yang mana. Lebih bermutu yang mana. Saatnya pula tidak terlalu menggubris atau ngerasani kekurangan orang

Ada Cak Nun dan Kyai Kanjeng di Brangkal

Ada Cak Nun dan Kyai Kanjeng di Brangkal Sooko tadi malam. Mereka tampil menyemarakkan peresmian sebuah lembaga pendidikan baru milik Ida Fauziah, anggota DPR dari PKB. Akupun berboncengan dengan seorang remaja masjid yang sedang libur kuliah, Rizky namanya, untuk ikut pula dalam acara itu.   Anak muda yang aku ajak bareng tersebut kuliah di UM (aslinya UNM). Tentu saja itu di Malang. U itu Universitas dan M itu Malang. Dulunya bernama IKIP Malang. Kan sekarang perguruan tinggi yang memakai huruf awal I (institut) sudah banyak yang berubah U (universitas). Tambah fakultas, nomenklatur pun ikut berubah. Terjadi beberapa perubahan dalam diri anak muda ini. Salah satunya selalu ingin tahu tentang perkembangan wacana ke-Islaman. Terutama pada sosok Cak Nun dimana aku sendiri yang sebenarnya mengenalkan seorang budayawan par exellence itu. Mengapa? Cak Nun itu karyanya sudah sangat menjangkiti anak-anak muda yang hidup di era “Arek Sumobito” tersebut dikenal sebagai esais nomer w

Arab Pra Islam: Era Sebelum Tahun 570 M

A.        Pendahuluan Pemahaman terhadap sejarah merupakan pemahaman yang luas dan panjang. Hal tersebut dipengaruhi oleh keberkaitan setiap peristiwa dalam sejarah. Setiap peristiwa terjadi akan dapat diketahui data dan nilainya, berasal dari peristiwa apa yang terjadi sebelumnya. Tanpa data peristiwa sebelumnya, sejarah akan terputus tidak memperoleh benang merah. Yang artinya akan membuat sejarah tidak memperoleh nilai di beberapa bagiannya. Demikian pula dengan Sejarah Peradaban Islam (selanjutnya disebut SPI), perlu juga dilakukan pemahaman terhadap beberapa peristiwa atau fenomena atau data jauh sebelum Islam hadir pertama kali di Arab. Seperti diketahui bersama bahwa pembawa panji-panji Islam pertama kali adalah Rasul Muhammad Saw. Namun untuk memahami SPI seyogyanya dimulai dari masa sebelum Islam turun atau sebelum Muhammad Saw dilahirkan pada tahun 570 M. Masa-masa tersebut pula dapat memberikan informasi yang sangat penting dalam mempelajari SPI. Sebab masa-masa se