Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

Hidayah Orang Tua di Tangan Anaknya

Sebutlah namanya Pak Anton (bukan nama asli). Usianya sekira 50 tahun. Dia ini bekerja sebagai sopir serabutan. Pokoknya kalau ada order atau job yang hubungannya dengan setir menyetir, pasti dia sanggup diajak bekerjasama. Aku sendiri beberapa kali menyewa jasanya. Suatu saat, ketika aku menyewa jasanya mengantarkan kami ke Surabaya, entah apa yang mendasarinya menceritakan banyak hal dihadapanku. Yang menurutku cerita itu banyak yang berisi pengalaman menarik. Pengalaman kehidupan yang berwarna warni, baik ia sebagai suami dari istrinya maupun bapak dari anak-anaknya. Juga sopir sewaan bagi pelanggannya. Menjadi tanggung jawab sebagai pendengar yang baik, akupun dengan seksama mendengar uraian lancar itu. Mulai dari hal-hal yang biasa-biasa saja, sampai cerita yang dipenuhi jungkir balik dalam mengarungi hidup di buminya Tuhan ini. Cerita Pak Anton benar-benar menjadi catatan buatku, terutama bagaimana sebenarnya sikap kita kepada keluarga. Pak Anton mengawali cerita tentang b

Ribet itu Berkah

Salah satu poin perbedaanku dan istri bisa dilihat pada saat akan bepergian jauh. Terutama bepergian dalam rangka berwisata bersama banyak orang. Di saat seperti itulah saya menyadari jika perbedaanku dan istri memang ada dan terjadi. Saya tidak bisa menghindarinya. Setelah membaca paragraf awal pasti ada yang menebak-nebak, kira-kira apa perbedaan itu? Saya jawab langsung saja bahwa yang membedakan itu adalah ribet dan tidak ribet. Istri saya yang berposisi ribet dan saya yang kebagian tidak ribet. Keribetan istri itu terlihat dengan jelas saat menyiapkan segala bekal. Bayangkan untuk empat orang saja - saya dan istri serta dua anak - dia menyiapkan bekal yang seukuran sepuluh orang. Kalau diabsen satu persatu kira-kira bekal itu berupa: nasi dengan lauk mie goreng sama telur ceplok empat box, snack yang berjubel, teh hangat satu botol besar, air mineral dua botol besar, permen sebungkus, dan tentunya pakaian kami yang dihitung perhari. Alhasil tas yang kami bawa selalu menyulitka

Guru, Profesionalitas dan Buku

Memasuki tahun 2018 yang sudah berjalan beberapa hari ini, penulis menyimak dan mendengar, bahwa jutaan guru di negeri ini baru saja mendapatkan hak-hak mereka dari pemerintah. Berupa pencairan tunjangan dengan berbagai jenis nama. Alhasil, penulispun melihat jika para guru tersebut tentu merasakan satu kebahagiaan. Bahkan sebenarnya, banyak pula para guru yang sudah lama mengidam-idamkan tunjangan dari pemerintah itu dicairkan. Kebetulan istri penulis juga seorang guru swasta. Kebetulan pula beberapa minggu yang lalu memperoleh hak-haknya berupa tunjangan profesi, sesuai undang-undang yang berlaku. Dari cerita yang disampaikan istri, banyak guru – terutama swasta – telah mendapatkan cairan tunjangan profesi tersebut. Dan banyak pula yang memperoleh berupa tunjangan impassing yang jika dikalkulasi bisa mencapai puluhan juta rupiah. Secara pribadi penulis ikut pula berbahagia dengan kegembiraan tersebut. Penulis merasa bahwa memang harus seperti itulah pemerintah mengayomi para gur

Para Lelaki Pencinta Burung

Depan belakang burung, nampak aku lihat semenjak motorku keluar dari By Pass Krian menuju Trosobo Sidoarjo. Lebih tepatnya di depan pabrik Charoen Pokphand Krian, aku sempat memperhatikan seorang bapak muda membonceng depan belakang dengan sangat mesra, di atas motornya. Saking mesranya, kelihatan ia melindungi benar boncengannya itu dengan mengikatkan tali di tubuhnya. Tapi jangan dikira yang diboncengnya itu istri dan anaknya. Yang diboncengnya depan belakang itu ternyata dua burung di dalam dua sangkar. Perkiraanku saat awal melihat kejadian itu mengira pasti burung-burung tersebut akan dibawa ke Surabaya. Dan ternyata benar, ia menuju ke Kota Pahlawan. Itu aku lihat saat melintas di depan gedung BNI Sukomanunggal, ia menyalip motorku. Di beberapa hari yang lalu ketika aku mengantar istri ke sebuah apotik di Mojokerto, aku juga mendapati peristiwa yang sama. Seorang mas-mas mengendarai motor juga membonceng dua sangkar burung, depan belakang. Walau dengan kondisi yang keli