Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018

Jejak Perjuangan

Di zaman Nabi Muhammad Saw. terdapatlah seorang sahabat beliau yang mulia. Kemuliaan tersebut didapatnya atas dasar pengorbanan yang kuat dalam membela agama Islam. Sahabat tersebut bernama Abdurrahman bin Auf. Sahabat ini tergolong kaya raya. Tidak heran, kekayaan itu mudah diperolehnya karena ia sangat menguasai ilmu perniagaan. Bahkan saking kayanya, pernah suatu ketika ia membuat heboh warga Madinah. Ia membuat kemacetan di jalanan Madinah karena membawa rombongan yang berjumlah sangat besar. Terdiri 700 kendaraan yang dipenuhi dengan muatan barang-barang perniagaan yang dibawanya dari Syam. Namun, sekalipun dengan kekayaan yang melimpah ruah dan keahlian dagang yang ia kuasai, tidak meluputkan semangatnya untuk terus berjuang. Salah satunya ikut dalam perang Uhud. Sebuah perang yang menyebabkan cacat di tubuhnya; bicaranya cadel karena beberapa giginya rontok dan kakinya pincang karena terkena senjata tentara kafir. Untuk keadaan yang terakhir, saya menyebutnya jejak perjua

Manusia Makhluk Terbaik: Tinjauan Sains dan Agama

Antara sains (ilmu pengetahuan) dan agama, memang terjadi diskursus yang beragam. Beberapa diantaranya: sains dan agama saling mendukung, sains dan agama saling berpisah, sains lebih unggul dari agama, dan agama lebih tinggi dari sains. Saya sendiri membenarkan ragam yang pertama bahwa sains dan agama adalah saling mendukung. Kecondongan ini berdasarkan penelitian dan bacaan yang saya lakukan dan kemudian menemukan banyak sekali fakta bahwa memang keduanya saling mendukung. Dalam arti, keduanya memegang kebenaran yang saling terkait. Tetapi kecenderungan yang pertama tersebut jarang sekali diyakini banyak ilmuwan Barat. Mereka seperti tidak mengakui kebenaran agama, sehingga rata-rata mereka banyak yang tidak bertuhan. Sebenarnya itu tidak aneh, sebab memang sedikit dari mereka yang mau meneliti peristiwa yang terjadi di alam raya kemudian dicocokkan dengan firman Tuhan, terutama kitab al-Qur’an. Tapi untungnya, masih banyak ilmuwan yang sudah melakukan penelitan kebalikannya, unt

Iman dan Kebersihan Sungai

Sudah kesekian tahun ini saya merasakan banyak sekali perubahan pada wajah sungai kecil di depan rumah saya. Dulu, sekira dua puluh enam tahun silam, ketika saya masih madrasah ibtidaiyah, wajah sungai tersebut bersih dan jernih. Tidak banyak sampah rumah tangga yang mengapung, karena volume sampah yang dibuang benar-benar sangat sedikit. Sehingga tak jarang setiap hari ada saja anak-anak kecil yang mandi, menceburkan diri ke sungai yang melewati dua kabupaten, Mojokerto dan Jombang itu. Termasuk juga saya. Sekarang, semenjak beberapa tahun ini, sungai kecil yang sebenarnya punya peran penting bagi kehidupan warga yang dialirinya, menjadi berubah total. Airnya kumuh, tidak jernih. Terlihat masih hijau, tetapi sangat kotor. Lebih-lebih, selalu ada sampah yang mengapung setiap detiknya. Tidak heran perubahan itu bisa terjadi dengan sangat drastis, sebab sungai kecil sebagai anak Sungai Brantas ini dijadikan tempat sampah raksasa oleh warga sekitarnya. Setiap hari banyak warga yang t