Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Di dalam Diri Muhammad Saw Tertanam Energi Allah

(Sumber foto: numojokerto) Sebenarnya tulisan ini sekedar review ceramah agama yang disampaikan Dr. KH. Mujayyid, MA dari Malang. Saat beliau menyampaikannya di acara Haul Mbah Ilyas, ayah dari KH. Husain Ilyas, Karangnongko, Mojokerto, beberapa minggu yang lalu. Sebuah ceramah yang ditaruh di bagian akhir, setelah sebelumnya tiga penceramah sudah terlebih dulu naik panggung. Ceramah Kiai Mujayyid lumayan panjang. Saya hitung berjalan sejam lebih. Anehnya jamaah yang hadir tidak mengeluhkan panjangnya ceramah di malam yang mulai larut itu. Maklum, beliau memulai ceramah sekira pukul 23.30 WIB. Tapi saya lihat jamaah tetap menyimak dengan tenangnya. Dari banyaknya uraian ilmiah yang disampaikan beliau, ada sebuah penjelasan yang menurut saya layak disebut “pemahaman yang menyegarkan”. Mungkin lebih tepat disebut penafsiran baru dari sebuah ayat al-Qur’an. Pasti Anda akan paham dengan ayat tersebut, sebab sangat populer di masyarakat. Apalagi bagi para Nahdliyin yang sangat cint

Keberanian dan Kedermawanan Gus Dur: Catatan dari Haul Gus Dur Ke-9

Seperti biasanya, acara Haul Gus Dur Ke-9 di Tebuireng pada 16 Desember 2018, dipenuhi testimoni dari beberapa tokoh. Kebetulan yang diundang tiga orang yang pernah mengisi jabatan di kabinet era Gus Dur. Mereka antara lain Bondan Gunawan, Kwik Kian Gie dan Wahyu Muryadi. Sedangkan yang bertugas memberikan mauidhah hasanah, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, imam besar Masjid Nasional Istiqlal. Sebelum testimoni dan mauidhah hasanah disampaikan, diawali terlebih dahulu dengan kata sambutan. Pertama, oleh Dr. KH. Sholahudin Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Sholah, selaku pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng. Dan kedua, mbak Yenni Wahid, mewakili keluarga Gus Dur. Dalam tulisan ini saya akan memfokuskan pada isi sambutan yang disampaikan Gus Sholah. Menurut saya, tapi ini subyektif, sambutan yang disampaikan Gus Sholah punya substansi pendidikan yang sangat penting, sehingga bermanfaat besar bagi siapapun yang menjadi guru atau orang tua. Lebih tepatnya pendidikan keteladanan. G

Buku Tebal dan Buku Tipis

Dulu, saya penggila buku yang sangat idealis. Idealis, maksudnya kalau saya hunting buku, maka yang saya cari adalah buku-buku yang tebal. Berisi 300 halaman lebih. Pikir saya, buku dengan ketebalan yang maksimal, adalah buku yang kaya isi. Jadi kita bisa enak, sebab punya perbendaharaan materi melimpah dari buku-buku tebal itu. Salah satu buku tebal koleksi saya berjudul Berperang Demi Tuhan , karya Karen Armstrong. Buku ini berisi 400 halaman lebih. Saya beli di Togamas di medio tahun 2002, ketika awal-awal toko buku yang terkenal itu berdiri di Surabaya. Saat itu Togamas menyewa sebuah gedung di sebelah timurnya Tunjungan Plaza (saya lupa namanya). Dan buku tersebut adalah buku tebal pertama yang saya koleksi. Ketika saya berhasil memperoleh buku tebal tersebut, ada rasa bangga yang muncul tiba-tiba. Bagaimana tidak bangga, buku tebal dari penulis keren dan terkenal akhirnya pun saya dapatkan. Jarang loh ada mahasiswa yang kere seperti saya dulu, tapi sanggup membeli buku

Ekspresi Agama dan Budaya: Duet KH. Imam Hambali dan Abah Topan

Lega dan bersyukur. Itulah dua perasaan yang mengumpul di benak saya. Pasca usainya pergelaran pengajian umum di kampung saya pada tanggal 26 Oktober yang lalu. Sebuah kegiatan keagamaan yang berskala besar yang rutin dilaksanakan setiap tahun. Tahun ini memang agak spesial. Tidak seperti biasanya panitia kampung mendatangkan seorang penceramah, di perhelatan tahun ini yang didatangkan duet antara penceramah dan pelawak; KH. Imam Hambali dan Abah Topan. Bisa dibayangkan bagaimana riuh dan ramainya para warga yang menghadiri pengajian tersebut. Dan seperti sudah diduga sebelumnya, para warga yang hadirpun membeludak. Jumlahnya berkisar seribu orang lebih. Mereka tidak saja warga lokal, tetapi banyak pula yang berasal dari tetangga desa. Mereka nampak khusyuk menyimak ceramah agama yang disampaikan KH. Imam Hambali, dan lawakan mengocok perut dari tingkah pola dan guyonan Abah Topan. Jumlah penyimak pengajian yang membeludak tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, pasti ada penyeb

MENCIUM KENING ORANG TUA

Saya dibuat berpikir dalam, setelah menyimak cuplikan ceramah Habib Novel bin Alaydrus Solo. Sambil “leyeh-leyeh” menemani bayi kecilku tidur, beberapa hari lalu, saya menyimak melalui youtube ceramah salah satu habib yang di setiap ulasannya selalu bertutur kata halus itu. Tidak heran, dengan tuturan halus, mengakibatkan yang hadir di setiap ceramahnya, atau yang menyimak jarak jauh melalui media sosial, pasti merasakan hatinya menjadi adem, tenteram dan bahagia. Mafhum mukhalafah -nya, saya sangat tidak menyukai ceramah-ceramah berkontenkan kata-kata yang kasar dan kotor. Apalagi yang ditambah dengan mimik muka marah atau berapi-api. Kesan saya, para penceramah yang suka emosi, berkata kasar dan teriak-teriak itu, bukanlah berceramah. Tetapi itu orasi di medan peperangan. Sungguh saya tidak sreg menyimak ceramah model begituan.  Dalam cuplikan ceramah itu, Habib Novel mengulas tentang kebiasaannya mencium kening ayahnya. Tiap pagi, beliau selalu menyempatkan melakukan ruti

Derajat Tinggi Sayyidina Umar dan Munkar-Nakir yang Takut Padanya

Ada banyak makhluk hidup yang diciptakan Allah Swt di muka bumi. Menurut pemahaman kita selama ini, hanya ada tiga jenis makhluk hidup berdasarkan bahan dasarnya. Pertama, yang berbahan dasar cahaya, ialah malaikat. Kedua, yang berbahan dasar api, ialah jin, setan dan iblis. Dan ketiga, yang berbahan dasar tanah, ialah binatang, tumbuhan dan manusia. Yang selama ini kita yakini, makhluk yang paling tinggi derajatnya adalah malaikat. Alasannya, malaikatlah makhluk yang paling taat kepada Allah Swt. Ketaatannya seratus persen, bahkan bisa melebihi itu. Allah Swt menyuruh seorang malaikat untuk berjalan, maka malaikat itupun akan berjalan tanpa henti, sebelum Allah sendiri yang menghentikan. Diperintahkan bersujud, rukuk, dll, merekapun taat melaksanakan titah itu tanpa protes dan tanpa menyetop tugas-tugasnya itu. Tetapi pemahaman tersebut sebenarnya bisa benar dan bisa salah. Tergantung pada diri pribadi makhluk selain malaikat itu. Taruhlah dua makhluk lainnya, setan dan manusia,

Jejak Perjuangan

Di zaman Nabi Muhammad Saw. terdapatlah seorang sahabat beliau yang mulia. Kemuliaan tersebut didapatnya atas dasar pengorbanan yang kuat dalam membela agama Islam. Sahabat tersebut bernama Abdurrahman bin Auf. Sahabat ini tergolong kaya raya. Tidak heran, kekayaan itu mudah diperolehnya karena ia sangat menguasai ilmu perniagaan. Bahkan saking kayanya, pernah suatu ketika ia membuat heboh warga Madinah. Ia membuat kemacetan di jalanan Madinah karena membawa rombongan yang berjumlah sangat besar. Terdiri 700 kendaraan yang dipenuhi dengan muatan barang-barang perniagaan yang dibawanya dari Syam. Namun, sekalipun dengan kekayaan yang melimpah ruah dan keahlian dagang yang ia kuasai, tidak meluputkan semangatnya untuk terus berjuang. Salah satunya ikut dalam perang Uhud. Sebuah perang yang menyebabkan cacat di tubuhnya; bicaranya cadel karena beberapa giginya rontok dan kakinya pincang karena terkena senjata tentara kafir. Untuk keadaan yang terakhir, saya menyebutnya jejak perjua

Manusia Makhluk Terbaik: Tinjauan Sains dan Agama

Antara sains (ilmu pengetahuan) dan agama, memang terjadi diskursus yang beragam. Beberapa diantaranya: sains dan agama saling mendukung, sains dan agama saling berpisah, sains lebih unggul dari agama, dan agama lebih tinggi dari sains. Saya sendiri membenarkan ragam yang pertama bahwa sains dan agama adalah saling mendukung. Kecondongan ini berdasarkan penelitian dan bacaan yang saya lakukan dan kemudian menemukan banyak sekali fakta bahwa memang keduanya saling mendukung. Dalam arti, keduanya memegang kebenaran yang saling terkait. Tetapi kecenderungan yang pertama tersebut jarang sekali diyakini banyak ilmuwan Barat. Mereka seperti tidak mengakui kebenaran agama, sehingga rata-rata mereka banyak yang tidak bertuhan. Sebenarnya itu tidak aneh, sebab memang sedikit dari mereka yang mau meneliti peristiwa yang terjadi di alam raya kemudian dicocokkan dengan firman Tuhan, terutama kitab al-Qur’an. Tapi untungnya, masih banyak ilmuwan yang sudah melakukan penelitan kebalikannya, unt

Iman dan Kebersihan Sungai

Sudah kesekian tahun ini saya merasakan banyak sekali perubahan pada wajah sungai kecil di depan rumah saya. Dulu, sekira dua puluh enam tahun silam, ketika saya masih madrasah ibtidaiyah, wajah sungai tersebut bersih dan jernih. Tidak banyak sampah rumah tangga yang mengapung, karena volume sampah yang dibuang benar-benar sangat sedikit. Sehingga tak jarang setiap hari ada saja anak-anak kecil yang mandi, menceburkan diri ke sungai yang melewati dua kabupaten, Mojokerto dan Jombang itu. Termasuk juga saya. Sekarang, semenjak beberapa tahun ini, sungai kecil yang sebenarnya punya peran penting bagi kehidupan warga yang dialirinya, menjadi berubah total. Airnya kumuh, tidak jernih. Terlihat masih hijau, tetapi sangat kotor. Lebih-lebih, selalu ada sampah yang mengapung setiap detiknya. Tidak heran perubahan itu bisa terjadi dengan sangat drastis, sebab sungai kecil sebagai anak Sungai Brantas ini dijadikan tempat sampah raksasa oleh warga sekitarnya. Setiap hari banyak warga yang t

PHK, OH PHK

Beberapa tahun ini banyak orang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) di daerah saya. Mereka di-PHK perusahaannya dengan berbagai alasan. Yang ada benarnya banyak, dan yang terkesan dibuat-buat, juga banyak. Rata-rata, alasan kolapsnya perusahaan adalah penyebab utama. Entah benar atau tidak, alasan inilah yang mengakibatkan banyak orang tidak lagi punya pekerjaan tetap dan harus memikirkan keberlanjutan roda ekonomi keluarga. Sedih, pilu dan sumpek, akhirnya mewarnai jiwa mereka. Apalagi biasanya rencana PHK akan disampaikan terlebih dahulu kepada yang bersangkutan sebelum hari H PHK itu “diresmikan”. Yang bersangkutan pun biasanya meneruskan pula kabar itu ke istrinya. Selanjutnya istrinya menceritakan ke orang tua dan saudaranya. Emosi pun bermain di situ. Jadilah, sedih, pilu dan sumpek yang awalnya sendirian, menjadi dialami satu keluarga. Bagi istri dan kerabat, biasanya kesumpekan itu berwujud pertanyaan-pertanyaan gambaran masa depan yang penuh kesengsaraan. Anak

IMAM KETIDURAN

Seperti biasanya Kang Joko punya jadwal tetap menjadi imam shalat fardlu di mushalla depan rumahnya. Setiap hari dia memimpin shalat maghrib dan isya’. Kang Jokopun memenuhi kewajiban tugas itu dengan sangat tertib. Suatu ketika terjadi kehebohan. Ketika itu Kang Joko yang perawakannya kurus dan mempunyai kelopak mata tebal layaknya ikan Lou Han, mengimami shalat maghrib dengan lancar seperti biasanya. Rakaat pertama dilakukannya dengan sukses. Seluruh rukun dan sunnah ditunaikan dengan sempurna. Begitu pula rakaat kedua dan ketiga, semua pelaksanaan shalat berjalan sesuai garis hukum fiqih yang selama ini diajarkan para ustad. Seluruh makmumpun lega, karena shalat maghrib di hari itu bisa terlaksana dengan baik. Tibalah saatnya pelaksanaan wiridan , setelah Kang Joko mengakhiri shalat dengan dua kali salam. Amaliah orang kampung, wabil khusus para Nahdliyin, kalau wiridan tetap sesuai arahan imam. Begitu pula yang terjadi di maghrib itu, seluruh makmum mengikuti komand

HAPUS SAJA PRASANGKAMU

Tadi malam tak sengaja saya membuka rekaman siaran langsung pengajian Aa’ Gym (KH. Abdullah Gymnastiar), di sebuah akun facebook, yang sayang sekali saya lupa namanya. Kalau tidak salah lihat bernama MQ. Apakah itu akronim Manajemen Qolbu, nama lembaga milik Aa’ Gym? Sekali lagi saya lupa, sebab ketika saya menyimak pengajian tersebut, mata saya benar-benar mengantuk. Di dalam pengajiannya si Aa’ banyak menyampaikan materi yang semuanya bermuara pada al - akhlak al-karimah . Dan di antara ulasan tentang penjagaan pada al-akhlak al-karimah itu, Aa’ membongkar satu kebiasaan buruk kita. Ialah terlalu seringnya kita menyangka tentang banyaknya dosa orang lain. Lacut , sangkaan itupun menjadikan kita lupa pada penghitungan dosa kita sendiri. Dengan gaya bahasa yang akrab khas Aa’ Gym, beliaupun sempat menanyai satu persatu yang hadir di majelis pengajiannya itu. Kepada jamaah pria yang sudah beristri, beliau menanyakan seringkah mereka menyangka tentang berapa banyak dosa yang dilaku

HADITS AL-IFKI DAN SEANDAINYA RASULULLAH MENJADI HAKIM DI REPUBLIK INI

Syahdan, keluarga Rasulullah Saw. pernah dihantam fitnah nan keji tentang dugaan perselingkuhan antara Sayyidatina Aisyah r.a, dengan seorang tentara Islam bernama Shafwan bin Mu’aththal, pasca perang Bani Mushthaliq. Sekalipun gosip tersebut tidak disampaikan secara terbuka di depan umum, toh pada akhirnya berhasil membuat suasana menjadi runyam. Kejadiannya sebenarnya sangat sepele. Saat selesai perang dan rombongan pasukan akan kembali ke Madinah, tiba-tiba Ummul Mukminin meminta izin kepada Rasulullah keluar dari tandu untuk buang hajat. Setelah selesai buang hajat beliaupun kembali lagi ke rombongan. Ketika sampai, beliau meraba lehernya dan mendapati kalung yang dipakainya tidak ada. Beliaupun kembali keluar untuk mencari kalungnya. Sementara itu, beberapa pasukan yang mengawal tandu merasa Ummul Mukminin sudah masuk lagi ke dalam tandu tersebut. Maka berangkatlah rombongan itu menuju ke Madinah. Sesaat kemudian kembalilah Ummul Mukminin ke lokasi awal. Ternyata beliau ter