Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2017

Nuklir Korea Utara

Ngeri. Begitulah kesan pertama saya ketika mengetahui Kim Jong-un menyuruh tukang pijit tombol nuklirnya untuk segera meluncurkan bom pembunuh massal itu. Walaupun judulnya sekedar uji coba, tapi ini lain. Ini nuklir, bung. Jika memang uji coba itu berhasil, masalah bisa diminimalisir. Tetapi ketika ternyata uji coba itu gagal, maka banyak kemungkinan yang akan terjadi. Misalnya, nuklir Korut yang diberi nama Hwasong-14 akhirnya jatuh ke daerahnya sendiri. Alias mereka sendiri yang jadi korbannya. Kalau ini yang terjadi, paling-paling yang akan mengadakan tasyakuran hanya Trump saja. Itu dari sisi uji cobanya. Nah, kita semua pasti paham bahwa uji coba itu nama lain dari latihan. Latihan sendiri adalah tahap persiapan sebelum praktik. Artinya, uji coba nuklir itu latihan meluncurkan nuklir menuju daerah yang dibidik, setepat-tepatnya. Jika latihan itu sudah dianggap sukses, praktikum di lapangan adalah tahap selanjutnya, mau diarahkan ke mana nuklir itu. Maka perang nuklir

Polisi

Tadi siang terjadi laka lantas di jalan raya kampung saya. Satu korban meninggal dunia, seorang pengendara motor asal Jombang yang diduga terserempet sebuah mobil sedan. Menurut pendapat orang-orang, pemilik sedan kelihatannya hendak melarikan diri. Nahas, dalam pelarian yang baru menempuh seratus meter, ban belakang sedannya kempes. Gagal sudah niat “tak jantan” itu diteruskan. Apalagi saya lihat tadi ada seorang pengendara motor yang berhenti dan memaksa si bapak pemilik sedan agar menyerahkan surat-surat kendaraannya. Dan setelah itu diteleponlah polisi setempat untuk mengamankan situasi. Atas kejadian itu banyak masyarakat yang mengumpul di dua titik. Satu titik di tempat kejadian perkara (TKP) untuk mengatur lalu lintas karena kondisi jalan sempit, sembari menunggu petugas datang. Titik lainnya mengumpul di dua ratus meter dari TKP, orang-orang mengerubuti mobil sedan dan si bapak yang tidak bertanggung jawab tadi. Sayapun kemudian menggeber motor saya. Hendak meliha

Menunggu Si Abah dan Ummi Datang

Hampir tiap hari akun facebook saya selalu dikirimi berita ter-update dari beberapa teman yang sekarang sedang berhaji di Makkah dan Madinah. Mereka memposting foto narsis dirinya yang berada di beberapa tempat-tempat tertentu yang penuh nilai sejarah dan sakralitas. Yang membuat hati saya ngeh, saat satu teman saya memposting foto dirinya berada di Masjidil Haram dan di belakang dirinya terpampang jutaan manusia muslim dari seluruh dunia sedang melaksanakan thawaf mengelilingi Kakbah. Katanya itu thawaf wada’, thawaf perpisahan, dan segera beberapa hari yang akan datang mereka akan kembali ke tanah airnya masing-masing. Termasuk juga jamaah haji negeri kita tercinta ini. Mereka akan disambut dengan suka cita dan sekaligus keharuan. Pecah tangisan di mana-mana, serasa si Abah dan Umi baru itu seperti terbebas dari penyanderaan para perompak. Sehingga emosi hati tidak bisa ditahan. Keluarga para Abah dan Umi baru itu berharap banyak dari mereka, para fresh graduate ibadah haji.