Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018

Buku Tebal dan Buku Tipis

Dulu, saya penggila buku yang sangat idealis. Idealis, maksudnya kalau saya hunting buku, maka yang saya cari adalah buku-buku yang tebal. Berisi 300 halaman lebih. Pikir saya, buku dengan ketebalan yang maksimal, adalah buku yang kaya isi. Jadi kita bisa enak, sebab punya perbendaharaan materi melimpah dari buku-buku tebal itu. Salah satu buku tebal koleksi saya berjudul Berperang Demi Tuhan , karya Karen Armstrong. Buku ini berisi 400 halaman lebih. Saya beli di Togamas di medio tahun 2002, ketika awal-awal toko buku yang terkenal itu berdiri di Surabaya. Saat itu Togamas menyewa sebuah gedung di sebelah timurnya Tunjungan Plaza (saya lupa namanya). Dan buku tersebut adalah buku tebal pertama yang saya koleksi. Ketika saya berhasil memperoleh buku tebal tersebut, ada rasa bangga yang muncul tiba-tiba. Bagaimana tidak bangga, buku tebal dari penulis keren dan terkenal akhirnya pun saya dapatkan. Jarang loh ada mahasiswa yang kere seperti saya dulu, tapi sanggup membeli buku

Ekspresi Agama dan Budaya: Duet KH. Imam Hambali dan Abah Topan

Lega dan bersyukur. Itulah dua perasaan yang mengumpul di benak saya. Pasca usainya pergelaran pengajian umum di kampung saya pada tanggal 26 Oktober yang lalu. Sebuah kegiatan keagamaan yang berskala besar yang rutin dilaksanakan setiap tahun. Tahun ini memang agak spesial. Tidak seperti biasanya panitia kampung mendatangkan seorang penceramah, di perhelatan tahun ini yang didatangkan duet antara penceramah dan pelawak; KH. Imam Hambali dan Abah Topan. Bisa dibayangkan bagaimana riuh dan ramainya para warga yang menghadiri pengajian tersebut. Dan seperti sudah diduga sebelumnya, para warga yang hadirpun membeludak. Jumlahnya berkisar seribu orang lebih. Mereka tidak saja warga lokal, tetapi banyak pula yang berasal dari tetangga desa. Mereka nampak khusyuk menyimak ceramah agama yang disampaikan KH. Imam Hambali, dan lawakan mengocok perut dari tingkah pola dan guyonan Abah Topan. Jumlah penyimak pengajian yang membeludak tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, pasti ada penyeb

MENCIUM KENING ORANG TUA

Saya dibuat berpikir dalam, setelah menyimak cuplikan ceramah Habib Novel bin Alaydrus Solo. Sambil “leyeh-leyeh” menemani bayi kecilku tidur, beberapa hari lalu, saya menyimak melalui youtube ceramah salah satu habib yang di setiap ulasannya selalu bertutur kata halus itu. Tidak heran, dengan tuturan halus, mengakibatkan yang hadir di setiap ceramahnya, atau yang menyimak jarak jauh melalui media sosial, pasti merasakan hatinya menjadi adem, tenteram dan bahagia. Mafhum mukhalafah -nya, saya sangat tidak menyukai ceramah-ceramah berkontenkan kata-kata yang kasar dan kotor. Apalagi yang ditambah dengan mimik muka marah atau berapi-api. Kesan saya, para penceramah yang suka emosi, berkata kasar dan teriak-teriak itu, bukanlah berceramah. Tetapi itu orasi di medan peperangan. Sungguh saya tidak sreg menyimak ceramah model begituan.  Dalam cuplikan ceramah itu, Habib Novel mengulas tentang kebiasaannya mencium kening ayahnya. Tiap pagi, beliau selalu menyempatkan melakukan ruti

Derajat Tinggi Sayyidina Umar dan Munkar-Nakir yang Takut Padanya

Ada banyak makhluk hidup yang diciptakan Allah Swt di muka bumi. Menurut pemahaman kita selama ini, hanya ada tiga jenis makhluk hidup berdasarkan bahan dasarnya. Pertama, yang berbahan dasar cahaya, ialah malaikat. Kedua, yang berbahan dasar api, ialah jin, setan dan iblis. Dan ketiga, yang berbahan dasar tanah, ialah binatang, tumbuhan dan manusia. Yang selama ini kita yakini, makhluk yang paling tinggi derajatnya adalah malaikat. Alasannya, malaikatlah makhluk yang paling taat kepada Allah Swt. Ketaatannya seratus persen, bahkan bisa melebihi itu. Allah Swt menyuruh seorang malaikat untuk berjalan, maka malaikat itupun akan berjalan tanpa henti, sebelum Allah sendiri yang menghentikan. Diperintahkan bersujud, rukuk, dll, merekapun taat melaksanakan titah itu tanpa protes dan tanpa menyetop tugas-tugasnya itu. Tetapi pemahaman tersebut sebenarnya bisa benar dan bisa salah. Tergantung pada diri pribadi makhluk selain malaikat itu. Taruhlah dua makhluk lainnya, setan dan manusia,