Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2018

Lebaran, Saat Tepat Belajar Kepada Orang Lain

Khatib saat shalat Idul Fitri di masjid kampungku beberapa hari yang lalu, sungguh tepat memberikan saran dalam penyampaian khutbahnya. Salah satunya mengenai siapa saja yang tepat disambangi dan diminta kemaafannya saat lebaran tiba. Jika diurutkan, maka orangtua menduduki peringkat pertama. Setelah itu pasangan hidup dan anak serumah. Kemudian ke tetangga dekat yang selama ini bergumul-interaksi dengan kita. Selanjutnya baru kepada kerabat dan sejawat yang rumahnya jauh. Jadi itulah yang seyogyanya kita sambangi dan di-halal bihalali, sebagai penyempurna ibadah selama bulan Ramadhan. Supaya, tidak saja secara vertikal hubungan dengan Yang Maha Kuasa baik, tapi secara horizontal, kepada sesama, juga baik pula. Diharapkan ketika lebaran tiba, kita benar-benar kembali ke fitrah kita yang sesungguhnya, yang suci dan bersih dari dosa. Pada kenyataannya saya, keluarga dan orang lain, benar-benar melaksanakan saran baik dari khatib tersebut. Sekalipun sebenarnya memang itulah tradisi y

Balada Sandal Sakti

Pengalaman kehilangan sandal ketika shalat di masjid atau mushalla boleh jadi suatu hal yang sifatnya umum belaka. Saya kira banyak orang pernah merasakan terpapar “tragedi” ini. Tanya saja pada saudara kita, teman kita dan tetangga kita, pernah tidak merasakan sandalnya tiba-tiba raib saat orangnya selesai shalat di masjid atau mushalla. Saya kira rata-rata mereka pasti pernah merasakan kedukaan itu. Jika diadakan hitung probabilitas bisa jadi akan memunculkan rumus: Diantara sepuluh orang yang shalat di masjid atau mushalla, enam orang pasti pernah kehilangan sandalnya. Hal inilah yang kemudian menjadi bahan gojlokan antara penganut Islam dan Kristen. Mereka sama-sama menggunakannya untuk menguji kesakralan tempat ibadahnya masing-masing. Si kristiani menaruh heran kenapa kasus sandal hilang kerap terjadi di tempat-tempat ibadah milik muslim. Sementara kasus memalukan itu sama sekali tidak pernah terjadi di gereja. Mencermati itu si muslim sama sekali tidak merasa heran dan meng