Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

PHK, OH PHK

Beberapa tahun ini banyak orang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) di daerah saya. Mereka di-PHK perusahaannya dengan berbagai alasan. Yang ada benarnya banyak, dan yang terkesan dibuat-buat, juga banyak. Rata-rata, alasan kolapsnya perusahaan adalah penyebab utama. Entah benar atau tidak, alasan inilah yang mengakibatkan banyak orang tidak lagi punya pekerjaan tetap dan harus memikirkan keberlanjutan roda ekonomi keluarga. Sedih, pilu dan sumpek, akhirnya mewarnai jiwa mereka. Apalagi biasanya rencana PHK akan disampaikan terlebih dahulu kepada yang bersangkutan sebelum hari H PHK itu “diresmikan”. Yang bersangkutan pun biasanya meneruskan pula kabar itu ke istrinya. Selanjutnya istrinya menceritakan ke orang tua dan saudaranya. Emosi pun bermain di situ. Jadilah, sedih, pilu dan sumpek yang awalnya sendirian, menjadi dialami satu keluarga. Bagi istri dan kerabat, biasanya kesumpekan itu berwujud pertanyaan-pertanyaan gambaran masa depan yang penuh kesengsaraan. Anak

IMAM KETIDURAN

Seperti biasanya Kang Joko punya jadwal tetap menjadi imam shalat fardlu di mushalla depan rumahnya. Setiap hari dia memimpin shalat maghrib dan isya’. Kang Jokopun memenuhi kewajiban tugas itu dengan sangat tertib. Suatu ketika terjadi kehebohan. Ketika itu Kang Joko yang perawakannya kurus dan mempunyai kelopak mata tebal layaknya ikan Lou Han, mengimami shalat maghrib dengan lancar seperti biasanya. Rakaat pertama dilakukannya dengan sukses. Seluruh rukun dan sunnah ditunaikan dengan sempurna. Begitu pula rakaat kedua dan ketiga, semua pelaksanaan shalat berjalan sesuai garis hukum fiqih yang selama ini diajarkan para ustad. Seluruh makmumpun lega, karena shalat maghrib di hari itu bisa terlaksana dengan baik. Tibalah saatnya pelaksanaan wiridan , setelah Kang Joko mengakhiri shalat dengan dua kali salam. Amaliah orang kampung, wabil khusus para Nahdliyin, kalau wiridan tetap sesuai arahan imam. Begitu pula yang terjadi di maghrib itu, seluruh makmum mengikuti komand

HAPUS SAJA PRASANGKAMU

Tadi malam tak sengaja saya membuka rekaman siaran langsung pengajian Aa’ Gym (KH. Abdullah Gymnastiar), di sebuah akun facebook, yang sayang sekali saya lupa namanya. Kalau tidak salah lihat bernama MQ. Apakah itu akronim Manajemen Qolbu, nama lembaga milik Aa’ Gym? Sekali lagi saya lupa, sebab ketika saya menyimak pengajian tersebut, mata saya benar-benar mengantuk. Di dalam pengajiannya si Aa’ banyak menyampaikan materi yang semuanya bermuara pada al - akhlak al-karimah . Dan di antara ulasan tentang penjagaan pada al-akhlak al-karimah itu, Aa’ membongkar satu kebiasaan buruk kita. Ialah terlalu seringnya kita menyangka tentang banyaknya dosa orang lain. Lacut , sangkaan itupun menjadikan kita lupa pada penghitungan dosa kita sendiri. Dengan gaya bahasa yang akrab khas Aa’ Gym, beliaupun sempat menanyai satu persatu yang hadir di majelis pengajiannya itu. Kepada jamaah pria yang sudah beristri, beliau menanyakan seringkah mereka menyangka tentang berapa banyak dosa yang dilaku