Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2019

Saatnya Menyelami Hati

Entahlah, pagi ini saya kok tiba-tiba saja teringat sebuah cerita dari seorang teman. Sebuah cerita yang terjadi beberapa tahun silam. Pasti temanku – bahkan saya sendiri – tak bisa melupakan peristiwa bersejarah itu. Sebelum saya menceritakan kembali kisah itu, meskipun hanya cuplikan, saya minta yang membaca tulisan ini bersiap-siap menahan diri. Sebab cuplikan itu bisa membuat hidung mampet dan mata berkunang-kunang. Ceritanya memang agak-agak berbau. Di pagi hari itu, beberapa tahun silam, teman saya kaget bukan main. Ia kaget manakala keluar rumah, ia melihat sebuah pemandangan yang sangat menjengkelkan bagi dirinya dan keluarganya. Tak ayal batinnya berkecamuk. Emosi dan ramalan perkiraan siapa pelakunya, berseliweran di pikirannya. Apa sih sebetulnya yang ia lihat? Ia mendapati “kerumunan” tai manusia terlabur di tembok sebelah luar kamar mandinya. Laburan kotoran bau tersebut memenuhi seluruh luas tembok tersebut. Pemandangan itu tentu saja tidak mengasyikkan. M

Harta Mahal itu Bernama Sabar

Dari jauh, terlihat lampu lalulintas di sebuah perempatan menunjukkan tanda jika lampu hijau akan segera menyala. Kendaraan kitapun agak kita kebut, kiranya bisa mengejar nyalanya lampu hijau itu. Ndilalah di depan kita bertumpuk juga kendaraan-kendaraan lainnya. Akhirnya semuanya tak bisa mengebut. Di situasi itu kita menengok ternyata lampu hijau benar-benar telah menyala. Hati kita bergairah gembira, sebab sebentar lagi kita bisa keluar dari kemacetan melelahkan itu. Manakala kita mendongak lagi barang beberapa detik, ternyata yang menyala ganti yang merah. Mendadak kita kaget dan langsung lunglai. Sebenarnya perasaan kita mendidih, sebab sudah lama kita terjebak kemacetan yang memusingkan. Dan di situlah sikap sabar harus kita kedepankan. *** Kita ingin berobat kepada seorang dokter andalan. Jadwal praktik sudah kita pegang. Kita juga sudah punya nomor rekam medis di tempat praktik dokter andalan itu. Karena sangat ingin berobat dan konsultasi kepadanya, kitapun ingi

Isra’ Mi’raj: Kenyataan Hidup dan Pelatihan Jiwa

Peringatan Isra’ Mi’raj dihelat di banyak tempat. Kemarin, hari ini dan mungkin juga beberapa hari mendatang, peristiwa kenabian yang sungguh bersejarah itu, akan diperingati dengan berbagai konsep khas masyarakat kita. Para bapak kerap memperingatinya dengan cara membawa ambeng (nasi dan lauk-pauk lengkap empat sehat lima sempurna) ke masjid atau musholla. Ambeng-ambeng itu akan dikumpulkan jadi satu di teras masjid, kemudian seorang pemuka agama akan memimpin ritual peringatan itu. Paling sering dibacakan shalawat nabi. Lain para bapak, lain pula para murid sekolah. Karena kemarin libur tanggal merah, maka peringatan Isra’ Mi’raj di sekolah-sekolah akan dilaksanakan hari ini, besuk dan mungkin ada juga lusa. Para murid itu diminta oleh gurunya supaya memakai baju muslim dan muslimah. Bukan seragam sekolah seperti biasanya. Para murid itu juga diminta membawa kue sendiri-sendiri dari rumah. Ini yang seru, sebab pasti akan banyak variasi kue yang terkumpul di sekolah yang